Sunday, 17 April 2016

Seni Rupa 2 Dimensi

Karya seni rupa ada disekitar kita. Seringkali kita tidak menyadari bahwa benda-benda yang dekat dg aktivitas kita sehari-hari adalah sebuah karya seni rupa. Karya seni rupa ini ada yg berdimensi 2 dan berdimensi 3. Kali ini saya akan menyajikan artikel tentang karya seni yg berdimensi 2.

Karya Seni Rupa 2 Dimensi memiliki fungsi pakai dan fungsi hias
atau fungsi pakai saja. Ada berbagai aspek dalam karya seni rupa 2 dimensi. Berbagai unsur rupa seperti garis, bentuk, bidang, warna yg disusun sedemikian rupa sehingga membentuk obyek tertentu pada karya Seni Rupa 2 Dimensi tersebut. Untuk mewujudkan karya Seni Rupa 2 Dimensi ini digunakan berbagai bahan, medium, dan teknik sesuai dengan obyek dan fungsi yg di inginkan.

Istilah "Seni Rupa" sering kita jumpai baik dalam bentuk tulisan maupun diperbincangkan secara lisan. Berbagai seni rupa di sekeliling kita memiliki banyak macam ragamnya. Walaupun demikian, karya seni rupa dapat digolongkan berdasarkan jenisnya dg mengkategorikan kesamaan karakteristik karya yg satu dg yg lainnya. Secara sederhana kita dapat membedakan karya seni berdasarkan bentuk (dimensi)maupun fungsinya.

  • Berdasarkan Bentuk (Dimensi) 
Berdasarkan dimensinya, karya seni rupa dibagi dua yaitu, karya seni 2 dimensi yg mempunyai dua ukuran dan karya seni rupa 3 dimensi yg mempunyai tiga ukuran atau mempunyai ruang. golongkan berdasarkan jenisnya dg mengkategorikan kesamaan karakteristik karya yg satu dg yg lainnya. Secara sederhana kita dapat membedakan karya seni berdasarkan bentuk (dimensi) maupun fungsinya.
Contoh: 
Seni Rupa 2 Dimensi
Lukisan

  • Berdasarkan  Fungsinya
Berfasarkan fungsinya, karya seni rupa ada yg dibuat dg pertimbangan utama untuk memenuhi fungsi praktis. Karya seni rupa semacam ini dikategorikan dalam jenis karya seni rupa terapan (applied art). Pembuatan karya seni rupa terapan ini umumnya melalui proses perancangan (desain). Pertimbangan aspek-aspek kerupaan dalam karya seni terapan berfungsi untuk memperindah bentuk dan tampilan sebuah benda serta meningkatkan kenyamanan penggunanya.
 Contoh:
Seni Rupa 2 Dimensi
Taplak meja yang memiliki fungsi pakai,
digunakan sebagai element estetis ruangan


Sebaliknya ada karya seni rupa yg dibuat dg tujuan untuk dinikmati keindahan dan keunikannya saja tanpa mempertimbangkan fungsi praktisnya. Karya seni rupa dg kategori ini disebut karya seni rupa murni yg umumnya digunakan sebagai elemen estetis untuk memperindah ruang atau tempat tertentu. pan berfungsi untuk memperindah bentuk dan tampilan sebuah benda serta meningkatkan kenyamanan penggunanya.

Selain berdasarkan bentuk (desain) dan fungsinya, karya seni rupa juga digolongkan berdasarkan karakteristik media, teknik, bahan serta orientasi pembuatannya. Berdasarkan karakteristik ini kita mengenal berbagai jenis karya seni rupa seperti seni lukis, seni patung, seni grafis, seni kriya dan desain.



Unsur dan obyek karya seni rupa 

unsur-unsur fisik dlm sebuah karya seni rupa pada dasarnya meliputi semua unsur visual yg terdapat pada sebuah benda. Dengan demikian pengamatan terhadap unsur-unsur visual pada karya seni rupa ini tidak berbeda dg pengamatan terhadap benda-benda yg ada di sekeliling kita. Berikut ini adalah paparan singkat tentang unsur-unsur rupa.

  • Garis
Garis adalah unsur fisik yg mendasar dan penting dlm mewujudkan sebuah karya seni rupa. Garis memiliki dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus seperti: pendek, panjang, vertikan, hoeizontal, lurus, melengkung dan sebagainya. ngkat tentang unsur-unsur rupa.
Contoh:
Seni Rupa 2 Dimensi
Garis Maya dan Garis Nyata

  • RAUT (BIDANG dan BENTUK)
Unsur rupa lainnya adalan "raut" yg merupakan tampak, potongan atau wujud dari suatu objek. Istilah "bidang" umumnya digunakan untuk menunjuk wujud benda yg cenderung pipih atau datar, sedangkan "bangun" atau "bentuk" lebih menunjukkan kepada wujud benda yg memiliki volume (mass).
Contoh:
Seni Rupa 2 Dimensi
Bidang                                         Bentuk / Bangun


  • Ruang
Unsur ruang dalam karya seni rupa 2 dimensi menunjukkan kesan dimensi dari obyek yg terdapat pd karya seni rupa tersebut. Pada karya seni rupa 2 dimensi, kesan ruang dapat dihadirkan dlm karya dg pengolahan unsur-unsur kerupaan lainnya sepeeti perbedaan insensitas warna, terang-gelap, atau menggunakan teknik menggambar perspektif untuk menciptakan ruang semu.
Contoh:

Seni Rupa 2 Dimensi
Visualisasi yg menunjukkan
unsur ruang

  • Tekstur
Tekstur atau barik adalah unsur rupa yg menunjukkan kualitas taktis daei suatu permukaan atau penggambaran struktur permukaan suatu objek pada karya seni rupa. Berdadarkan wujudnya, tekstur dapat dibedakan atas tekstur asli dan buatan. Tekstur asli adalah perbedaan ketinggian permukaan objek yg nyata dan dapat diraba, sedangkan tekstur buatan adalah kesan permukaan objek yg timbul pada suatu bidang karena pengolahan unsur garis, warna, ruang, dan terang-gelap.
  • Warna
Warna adalah unsur rupa yg paling menarik perhatian. Menurut teori warna BREWSTER, semua warna yg ada beradal dari 3 warna pokok yaitu merah, biru dan kuning. Dalam berkarya seni rupa terdapat berbagai teknik penggunaan warna, yaitu secara harmonis, heraldis, murni, monokromatik dan polikromatik.
Contoh:
Seni Rupa 2 Dimensi

  • Gelap - Terang
Unsur gelap-terang pada karya seni rupa timbul karena adanya perbedaan intensitas cahaya yg jatuh pada permukaan suatu benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya tingkat nada warnayg berbeda. Bagian yg terkena cahaya akan lebih terang dan bagian yg kurang terkena cahaya akan tampak lebih gelap. Penataan unsur-unsur rupa ini dilakukan menggunakan berbagai teknik dan bahan pada berbagai medium membentuk obyek-obyek yg unik pada karya seni rupa 2 dimensi.
Contoh:
Seni Rupa 2 Dimensi





Teknik–teknik dalam Seni Rupa 2 Dimensi
  • Teknik Plakat.
    Teknik plakat yaitu melukis dengan menggunakan cat minyak, cat poster, atau cat akrelik, dengan goresan yang tebal, agar hasil warnanya pekat dan padat.
  • Teknik Transparan.
    Teknik transparan yaitu teknik melukis atau menggambar dengan menggunakan cat air. Sapuan warnanya harus tipis agar hasilnya tampak transparan.
  • Teknik Kolase.
    Teknik kolase akan menghasilkan lukisan yang realis atau abstrak dari potongan kertas yang ditempelkan.
  • Teknik 3M.
    Yaitu teknik dengan cara melipat, menggunting, dan merekat.



Demikianlah penjelasan saya tentang karya seni 2 dimensi, semoga artikel yg saya sajikan bermanfaat bagi anda semua. 
Sekian dan terima kasih.
Wassalam.

Monday, 11 April 2016

Club Elit Indonesia Part.4.2

Pada pembahasan kali ini, saya akan membahas Club Elit Indonesia Part.4 Bagian 2.

NB : Artikel ini di tujukan untuk Persebaya yg mengikuti Liga Premier Indonesia (PERSEBAYA 1927). Untuk Persebaya yg mengikuti Liga super Indonesia lihat > Persebaya Surabaya <.



Club Elit Indonesia


Nama Club : Persebaya 1927
Julukan : Bajul Ijo, Green Force
Didirikan : 18 Juni 1927
Stadion : Stadion Gelora 10 November, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya
Ketum : Saleh Ismail Mukadar
Supporter : Bonek 1927, Bonek



Ulasan singkat
Persebaya 1927  adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di Surabaya. Klub ini dulu bermain di Liga Primer Indonesia 2013. Klub ini terakhir dilatih oleh Ibnu Grahan.Persebaya 1927 memakai 2 stadion yaitu Stadion Gelora 10 Novemberdan Stadion Gelora Bung Tomo.
Dalam perjalanannya di musim 2013,Persebaya 1927 dihapus secara paksa oleh PSSI.

Sejarah Berdirinya Club di Surabaya
  Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada18 Juni 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond(SIVB). Pada saat itu di Surabaya juga ada klub bernama Sorabaiasche Voebal Bond (SVB), bonden(klub) ini berdiri pada tahun1910 dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.
Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.
Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.
Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.

***
Sayang, pada tahun 2010 ditengah konflik Persebaya degradasi ke Divisi Utama. Ini yang membuat pengurus Persebaya ketika itu tidak terima dan bersama-sama pengusaha Arifin Panigoro mendirikan kompetisi tandingan Liga Primer Indonesia (LPI). Nama Persebaya ditambah menjadi Persebaya 1927. Tidak ingin nama Persebaya hilang dari Liga Super Indonesia , para mafia kemudian membuat tim dengan mencomot pemain Persikubar Kutai Barat dan mengubah nama tim dengan Persebaya dan kemudian mengikuti kompetisi Divisi Utama. Sedangkan Persebaya 1927 mengikuti Liga Primer Indonesia dan menjadi juara paro musim. Hingga kemudian pada 2013, setelah KLB PSSI, Persebaya 1927 dihapus secara paksa dari liga Indonesia dan sejarah dan digantikan Persikubar Surabaya di Liga Super Indonesia .  



Sekian pembahasan saya tentang beberapa Club Elit yg berada di Indonesia, semoga artikel yg saya sajikan lebih menambah wawasan para pecinta persepakbolaan Tanah Air.
Mohon maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan dalam menyajikan artikel. 
Sampai jumpa di artikel saya selanjutnya. 

Sekian dan Terima Kasih

Wassalam.

Club Elit Indonesia Part.4.1

Pada pembahasan kali ini, saya akan membahas Club Elit Indonesia Part.4 Bagian 1.

NB : *Artikel ini di tujukan untuk Persebaya yg mengikuti Liga Super Indonesia (PERSIKUBAR). Untuk Persebaya yg mengikuti Liga Primer Indonesia lihat > Persebaya 1927 <







Club Elit Indonesia



Nama Club : Persebaya Surabaya
Julukan : Baajul Ijo, Buaya Hijau, Green Force
Didirikan : Tahun 2010 ( Tahun 2015 sebagai PERSEBAYA United dan BONEK Fc di piala Presiden 2015)
Stadion : Gelora Bung Tomo, Surabaya
Manajer : Edu Harijanto
Pelatih : Putut Widjanarko (sekarang)
Supporter : Bonek


Sejarah Berdirinya Club di Surabaya
  Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada18 Juni 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond(SIVB). Pada saat itu di Surabaya juga ada klub bernama Sorabaiasche Voebal Bond (SVB), bonden(klub) ini berdiri pada tahun1910 dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.
Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.
Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.
Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.

Kejadian Kontroversial dag Perpecahan
Selain itu, dalam perjalanannya, Persebaya beberapa kali mengalami kejadian kontroversial. Saat menjuarai Kompetisi Perserikatan pada tahun 1988, Persebaya pernah memainkan pertandingan yang terkenal dengan istilah "sepak bola gajah" karena mengalah kepada Persipura Jayapura 0-12, untuk menyingkirkan saingan mereka PSIS Semarang yang pada tahun sebelumnya memupuskan impian Persebaya di final kompetisi perserikatan. Taktik ini setidaknya membawa hasil dan Persebaya berhasil menjadi juara perserikatan tahun 1988 dengan menyingkirkan PSMS 3 - 1.
Pada Liga Indonesia 2002, Persebaya melakukan aksi mogok tanding saat menghadapi PKT Bontang dan diskors pengurangan nilai. Kejadian tersebut menjadi salah satu penyebab terdegradasinya Persebaya ke divisi I. Tiga tahun kemudian atau tahun 2005, Persebaya menggemparkan publik sepak bola nasional saat mengundurkan diri pada babak delapan besar sehingga memupuskan harapan PSIS dan PSM untuk lolos ke final. Atas kejadian tersebut Persebaya diskors 16 bulan tidak boleh mengikuti kompetisi Liga Indonesia. Namun, skorsing diubah direvisi menjadi hukuman degradasi ke Divisi I Liga Indonesia.


Pada akhir tahun 2010, Persebaya terpecah menjadi dua tim. Satu tim, Persebaya di bawah Saleh Ismail Mukadar mengikuti Liga Primer Indonesia. Persebaya yang berkompetisi di Liga Primer Indonesia dengan menggunakan nama Persebaya 1927. PT Pengelola Persebaya Indonesia didapuk menjadi pengelola konsorsium untuk PT Persebaya Indonesia. PT Pengelola Persebaya Indonesia didirekturi oleh Llano mahardhika, seorang mantan pegawai BLI. Walaupun akhirnya berhasil menjuarai Liga Primer Indonesia, namun manajemen PT Pengelola Persebaya tetap menimbulkan polemik karena kurangnya sosialisasi terhadap suporter, walaupun program yang dijalankan sangat bagus. Satu tim lainnya dengan manajer Wisnu Wardhana tetap ikut Divisi Utama Liga Indonesia
Tahun 2011 berlanjut, kali ini PSSI menyatakan legal kompetisi IPL dan Divisi Utama yang dikelola oleh PT LPIS dan ilegal untuk ISL dan Divisi Utama yang dikelola oleh PT Liga Indonesia. Walaupun IPL dinyatakan legal, kubu Saleh Mukadar tidak mengganti kembali nama Persebaya Surabaya yang sudah sangat bersejarah tersebut tapi tetap memakai nama Persebaya 1927. yang baru timbul sejak tahun 2010 tersebut. Sedangkan kubu Wisnu Wardhana menggunakan kembali nama Persebaya Surabaya dan tetap mengikuti Divisi Utama Liga Indonesia.
Tahun 2012, Persebaya 1927. gagal meraih Juara IPL yang saat itu direbut oleh Semen Padang FC. Persebaya Surabaya Divisi Utama Liga Indonesia. gagal menembus kompetisi ISL 2013. Di akhir Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2012 , Persebaya Divisi Utama melakukan rapat anggota dan mengganti Ketua Umum Persebaya dari Wishnu Wardhana ke Diar Kusuma Putra.Sekaligus yang memayungi badan hukum Persebaya di PT Mitra Muda Inti Berlian (gabungan pengusaha-pengusaha muda asli Surabaya).
Tahun 2013, KLB PSSI tanggal 17 Maret 2013, kubu La Nyalla Mattalitti (Ketua KPSI) bersatu dengan kubu Djohar Arifin Husin (Ketua PSSI). Djohar Arifin Husin tetap menjadi Ketua Umum PSSI dan La Nyalla Mattalitti menjadi Wakil Ketua Umum PSSI. PSSI akhirnya memutuskan hanya mengakui Persebaya Surabaya Divisi Utama PT Liga Indonesia sebagai anggota PSSI yang sah dan tidak mengakui keberadaan.Persebaya 1927. Dan keputusan tidak diakuinya Persebaya 1927.kembali ditegaskan pada Kongres PSSI tanggal 17 Mei 2013. Di Divisi Utama Liga Indonesia 2013, Persebaya Surabaya akhirnya berhasil keluar menjadi Juara dan lolos ke Indonesia Super League tahun 2014.
Pada tahun selanjutnya, sejak terjadi konflik antara kubu PSSI dan kubu Kemenpora, ketika itu PSSI dibekukan sehingga kompetisi ISL 2015 terhenti seketika. Selanjutnya turun sanksi FIFA yang menyatakan bahwa Indonesia tidak boleh melakukan pertandingan persahabatan ataupun kompetisi dengan negara lain. Hal ini membuat kondisi sepakbola Indonesia menjadi "mati suri". Sejak itu beberapa turnamen mulai dimainkan, seperti Piala Presiden 2015, Piala Jenderal Sudirman 2015, dan lainnya. Pada Piala Presiden 2015, Persebaya mengubah namanya menjadi Persebaya United. Akan tetapi, saat tim ini lolos ke babak 8 besar, turun surat keputusan dari Direktorat Jenderal Hak Intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia bahwa hak paten logo dan nama Persebaya dimiliki oleh tim Persebaya 1927 dibawah PT Persebaya Indonesia. Pernyataan itu disampaikan oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) setelah berdiskusi dengan Mahaka Sports (penyelenggara Piala Presiden 2015). Maka dari itu, Persebaya United berubah nama menjadi Bonek FC.
Akan tetapi, suporter Bonek 1927 (pendukung Persebaya 1927) memprotes agar tim Bonek FC mengubah nama kembali. Sebab, nama Bonek adalah nama kelompok suporter, bukan nama tim. Maka, pada ajang Piala Jenderal Sudirman 2015, Bonek FC mengubah namanya menjadi Surabaya United. Nama ini akan dipakai sementara sampai kondisi sepakbola kembali seperti sedia kala.

Itulah yg bisa saya sampaikan, untuk kekurangan/ kesalahan info yg saya berikan mohon untuk di maafkan. Semoga artiker ini bermanfaat, dan bisa menambah wawasan pesinta persepakbolaan Indonesia.


Sekian dan terima kasih
Wassalam...

Sunday, 10 April 2016

Club Elit Indonesia Part.3

Langsung saja ke pokok pembahasan, setelah dalam pembahasan sebelumnya kali ini saya akan membahas club yg berjuluk singo edan.






Club Elit Indonesia


Nama Club : Arema Cronus FC
Julukan : Singo Edan
Didirikan : 11 Agustus 1987
Stadion : Stadion Kanjuruhan Malang
CEO : Iwan Budianto
Pelatih : Milomir Seslija
Supporter : Aremania

      Arema cronus atau club yg dulu bernama Arema Malang adalah club asal Malang Jawa Timur yg didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987, dan berkandang di stadion kanjuruhan dan stadion gajayana. Sejak hadir di persepak bolaan nasional, Arema telah menjadi ikon dari warga Malang Raya (Kota MalangKabupaten MalangKota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan dari simbol Arema, hampir di setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat patung dan gambar singa. Kelompok suporter mereka dipanggil Aremania dan Aremanita (untuk pendukung wanita).

Arema Pada Masa Kerajaan
Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama. Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansifKertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.

Awal mula berdirinya PS Arema

Arema Football Club/ Arema FClahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana –home base klub pemerintah itu– selalu disesaki penonton
Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an adalah orang yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78 bersama Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.
Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepakbola, maka SIWO PWI Malang mengadakan seminar sehari untuk melihat "sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Drs. Heruyogi sebagai Ketua SIWO dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar itu di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang", dengan nara sumber al; Bp. Acub Zainal (Administratur Galatama), dari Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, Dr. Ubud Salim, MA. Acara itu dibuka Bp Walikota Tom Uripan (Alm). Hasil atau rekomendasi yang didapatkan dari seminar: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatana yang professional.
Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub Zaenal lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58. “Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus,”.
Dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu identik dg Zodiac Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop).

Nama Arema sebelum menjadi AREMA Cronus
  • 1987-1995 bernama PS Arema Malang dengan pemilik saham pemerintah Malang
  • 1995-2009 bernama PS Arema Bentoel dengan pemilik saham mayoritas Bentoel
  • 2009-2013 bernama Arema Indonesia FC dengan pemilik saham yayasan Arema Indonesia
  • 2013 sampai sekarang bernama Arema Cronus FC dengan pemilik saham PT. Pelita Jaya Cronus


Prestasi Arema Cronus
-Liga Nasional
  • Juara 1 Galatama pada tahun 1993
  • Juara 1 Divisi satu Liga Indonesia pada tahun 2004
  • Juara 1 Indonesia Super League pada tahun 2010 dan menjadi Runner Up pada tahun 2011 dan 2013
-Piala Nasional
  • Runner Up piala galatama pada tahun 1992
  • Juara 1 berturut-turut pada tahun 2005 dan 2006, dan menjadi Runner Up pada tahun 2010
-Turnamen Nasional
  • Runner Up Piala Gubernur Jatim pada tahun 2008 dan menjadi juara Piala Gubernur Jatim pada tahun 2013
  • Dua kali juara Trofeo Persija pada tahun 2013 dan 2015
  • Juara  SCM CUP 2015
  • Juara Piala Menpora pada tahun 2013
  • Juara Soeratin Cup U-18 pada tahun 2007
  • Juara IIC (Inter Island Cup) 2014
  • Dua kali juara Bali Island Cup pada tahun 2015 dan 2016
  • Juara Piala Bhayangkara 2016


demikianlah pembahasan seputar Arema Cronus. Untuk pembahasan selanjutnya kita lanjutkan pada entri yg akan datang :D ... Semoga artikel ini mampu memberikan wawasan tambahan bagi para pecinta persepakbolaan INDONESIA,
Semoga pembahasan yg saya berikan bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam memberikan sebuah informasi.

Sekian dan terima kasih
Wassalam...

Saturday, 9 April 2016

Club Elit Indonesia Part.2

Sesuai janji saya kemarin, saya akan membahas kembali beberapa Club Elit yang berada di Indonesia.
Setelah dalam entri sebelumnya saya telah membahas PERSIB Bandung, kini saatnya saya membahas club asal Ibu Kota yaitu PERSIJA Jakarta.
Yukk kita simak,



Club Elit Indonesia

Nama Club : PERSIJA Jakarta
Julukan : Macan Kemayoran
Didirikan : 28 Nov 1928
Stadion : Stadion Utama Gelora Bung Karno
Ketum : Ferry Paulus
Pelatih : Paulo W Silva Camargo
Supporter : The Jakmania

Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta atau yang dikenal dengan nama Persija, lahir dari semangat kemerdekaan. Tak heran, perkumpulan sepak bola yang dulu bernama Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) ini sejak lahir pada November 1928 banyak diisi oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional.
Abah Alwi pernah menuturkan dalam harian Republika bahwa kelahiran Persija berawal dari kebakaran Gang Bunder, Passer Baroe, Batavia-Centrum tahun 1928.
Dari situ, suatu perkumpulan sepak bola pribumi di kota Batavia bersiap untuk lahir. Musibah yang menimpa warga Gang Bunder tersebut mendorong pemuda-pemuda pribumi untuk melakukan aksi sosial.
Sepak bola adalah permainan yang populer kala itu. Tentu saja, sepak bola menjadi cara ampuh untuk mengumpulkan dana agar bisa meringankan beban korban kebakaran. Maka, atas inisiatif beberapa para pemuda, mereka ingin menggelar pertandingan amal untuk para korban.
Sayangnya, saat ingin memakai Lapangan Deca Park milik klub Hercules, mereka tak mendapat izin dari organisasi sepak bola Londo di Batavia, yakni Voetbalbond Batavia Omstaken (VBO). Sebuah diskriminasi yang membuat pemuda pribumi tak terima dengan penolakan VBO.
Diskriminasi semacan itu bukanlah barang baru pada masa kolonial. Bukan hanya di sepak bola saja, tapi dari segala sendi-sendi kehidupan kaum pribumi tak lepas dari sikap diskriminasi ini.
Dalam hal sepak bola masa itu, pribumi tak diizinkan ikut dalam kompetisi VBO yang dipenuhi oleh klub-klub  afiliasi Belanda.
Namun siapa sangka niat untuk membantu korban kebakaran Gang Bunder itu kemudian berujung dengan pendirian Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ). VIJ lahir dari semangat pergerakan dan juga keinginan kuat para pribumi untuk merdeka.
Surat kabar popular di Betawi, yakni Pemandangan pada tahun 1938 pernah membahas berdirinya Voetbalbond Indonesia Jacatra, dalam sebuah tulisan berjudul “Riwajat VIJ”. Bahasan ulang tahun VIJ itu bahkan dibuat edisi khusus “Sepoeloeh Tahoen VIJ” tahun 1938.
Dalam tulisan tersebut dipaparkan bahwa VIJ lahir dari ide Soeri dan A Alie. Keduanya mempunyai keinginan membuat bond yang khusus menampung para pesepak bola dan klub lokal di Batavia.
Dalam rapat-rapat pendirian bond itu, Soeri dan A Allie tak sendirian merumuskan ide tersebut. Alie juga mengundang Batamsche Studeendeu dan Persatoean Medan Sport (PMS) yang diwakili oleh A Hamid dan A Gaul.
Tujuan dasar dari pembentukan bond tersebut adalah sebagai wadah persatuan klub-klub lokal yang sudah banyak tersebar di Batavia sekaligus menjadi salah satu alat perjuangan menuju kemerdekaan melalui jalur sepak bola yang kian populer di seluruh penjuru Nusantara. 

Prestasi PERSIJA Jakarta 
-Era Perserikatan
Pada era perserikatan PERSIJA Jakarta meraih 9 kali titel juara, yaitu pada tahun 1931,1933,1934,1938,1954,1964,1973,1975,1979 dan peringkat ke -10 pada tahun 1990.
-Liga Indonesia
  • 1995, Peringkat ke -13 Divisi Utama Wilayah Barat 
  • 1996, Peringkat ke -14 Divisi Utama Wilayah Barat
  • 1997, Peringkat ke -10 Divisi Utama Wilayah Barat
  • Tahun 1999 dan tahun 2000 menjadi semifinalis
  • 2001, Juara Liga Indonesia
  • 2002, masuk 8 besar liga Bank Mandiri
  • 2003, peringkat 8 Liga Bank Mandiri
  • 2004, peringkat 4 Liga Bank Mandiri
  • 2005, Runneu Up Liga Indonesia
  • 2006, 8 Besar Liga Indonesia
  • 2007, Semifinalis Liga Indonesia
-Liga Super Indonesia
  • Musim 2008-2009, Peringkat 7 Liga Super Indonesia
  • Musim 2009-2010, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
  • Musim 2010-2011, Peringkat 3 Liga Super Indonesia
  • Musim 2011-2012, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
  • Musim 2012-2013, Peringkat 11 Liga Super Indonesia
  • Musim 2013-2014, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
  • Musim 2014-2015, Peringkat 11 Liga Super Indonesia

dan pada tahun 2015 Liga Super Indonesia Diberhentikan karena adanya sanksi FIFA terhadap PSSI. Setelahnya Liga diberhentikan sementara, banyak kompetisi2 nasional yd di ikuti oleh PERSIJA  salah satunya kompetisi Piala Bhayangkara, dan PERSIJA  hanya mampu finis di posisi ke-4 dan tidak lolos ke babak semifinal.

Nah, demikianlah pembahasan seputar PERSIJA Jakarta. Untuk pembahasan selanjutnya kita lanjutkan pada entri yg akan datang :D ... Semoga artikel ini mampu memberikan wawasan tambahan bagi para pecinta persepakbolaan INDONESIA,
Semoga pembahasan yg saya berikan bermanfaat.
Sekian dan terima kasih
Wassalam...

Thursday, 7 April 2016

Club Elit Indonesia

Apa kabar teman- teman?? tentunya saya harap anda semua dalam keadaan sehat wal'afiat hehe... Pada postingan pertama saya, saya akan membahas tentang 4 Club elit Indonesia beserta supporternya.
Ke 4 club elit Indonesia itu adalah :


 Pertama-tama saya akan membahas tentang PERSIB Bandung.


Club Elit Indonesia



Nama Club :  PERSIB Bandung
Julukan : Maung Bandung
Didirika : 14 Maret 1933
Stadion : Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA)
Direktur Utama : Glenn Sugita, Erick Thohir
Manajer : Umuh Muchtar
Pelatih : Dejan Antonic
Supporter : Bobotoh

Sejarah Persib Bandung bermula pada tahun 1923 yang ditandai dengan berdirinya sebuah organisasi perjuangan kaum nasionalis di Kota Bandung. Organisasi itu bernama Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB).Organisasi ini diketuai oleh Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh seorang putra pejuang wanita asal Kota Bandung yang bernama Dewi Sartika. Putra Dewi Sartika tersebut bernama R. Atot.
Entah karena faktor apa, BIVB kemudian menghilang begitu saja. Akan tetapi, pada waktu itu juga berdiri dua perkumpulan lain. Perkumpulan tersebut bernama Persatuan Sepak Bola Indonesia bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Akhirnya pada tanggal 14 Maret 1933 kedua organisasi tersebut menyepakati untuk meleburkan diri dan berganti nama menjadi PERSIB dengan ketua umumnya bernama Anwar St. Pamoentjak.
Dengan nama baru Persib ini, warga Kota Bandung begitu antusias untuk membesarkan perkumpulan sepak bola asal Kota Kembang ini. Dengan begitu banyaknya klub-klub yang bergabung ke dalam Persib. Seperti klub SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, RAN, OVU, JOP, MALTA dan masih banyak lagi yang lainnya.


Sejarah Persib Bandung Era Perserikatan

Dalam Sejarah Persib, untuk pertama kalinya klub ini mengikuti Liga Perserikatan di tahun tersebut. Tahun 1933 menjadi tahun istimewa dalam sejarah Persib Bandung, karena di samping sebagai tahun lahirnya Persib, tahun itu juga menjadi tahun yang berkesan bagi Persib dengan menjadi runner up di Liga Perserikatan yang pertama kali diikutinya. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 1934 dan tahun 1936 Persib pun memperoleh gelar runner up. Dan pada tahun 1939 yang bertempat di Solo akhirnya Persib menjadi juara untuk pertama kalinya di Liga Perserikatan.
Kemudian setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, pada tahun 1950 PSSI sebagai induk persepakbolaan Indonesia mengadakan kongres PSSI yang bertempat di Semarang, Jawa Tengah. Hasil kongres tersebut masih tetap menerapkan Kompetisi denagn label Perserikatan. Persib yang pada tahun tersebut dihuni oleh pemain-pemain seperti Aang Witarsa, Andaratna, Amung, Ganda, Freddy Timisela, Sundawa, Toha, Leepel, Smith, Jahja dan Wagiman hanya mampu meraih posisi kedua setelah kalah bersaing dengan Persebaya Surabaya.
Prestasi Persib terus meningkat, karena di tahun 1955 sampai dengan 1957 ada sebagian pemain persib, yaitu Aang Witarsa dan Ade Dana menjadi wakil Persib untuk Tim Nasional untuk berlaga di kejuaraan olahraga dunia yaitu Olimpiade. Pesta olahraga terbesar dunia tersebut berlangsung di Melbourne, Australia pada tahun 1956. Dalam ajang Olimpiade tersebut Tim Nasional Indonesia berhasil menahan imbang Uni Sovyet yang memaksa mesti bertanding ulang, dan pada pertandingan ulang tersebut Indonesia menelan kekalahan telak dengan skor 4-0.
Tahun demi tahun dilalui Persib, hal ini semakin membuat Persib makin disegani oleh orang Sunda. Tahun 1961 Persib kembali menorehkan prestasi yang membanggakan warga Bandung dengan menjadi juara perserikatan untuk yang kedua kalinya setelah berhasil menaklukkan PSM Ujungpandang. Pada saat itu pemain Persib dihuni oleh  Juju (kiper), Simon Hehanusa, Fatah Hidayat, Hermanus, Udin, Ishak, Iljas, Hadede, Rukma, Sunarto, , Tjhaiang, Ade Dana, Hegki Timisela, Wowo Sunaryo, Omo Suratmo, Nazar, Pietje Timisela, Thio Him, Suhendar dan lain-lain. Dengan perolehan prestasinya itu akhirnya Persib ditunjuk PSSI untuk mewakili PSSI di ajang kejuaraan sepak bola di Pakistan pada tahun 1962. Dan yang menjadi bintang Persib dalam kejuaraan tersebut adalah Emen Suwarman seorang guru pada waktu jaman itu.
Semakin kesini, prestasi Persib mengalami naik turun. Di ajang Liga Perserikatan pun Persib gagal mempertahankan gelarnya. Yang pada akhirnya sekitar tahun 70-an Persib mengalami masa sulit dan miskin akan prestasi. Di era ini pula Persib untuk pertama kalinya tersingkir dari persaingan di kompetisi Perserikatan. Persib harus terdegradasi ke Divisi I kompetisi Perserikatan.
Akan tetapi di tahun 1984 Persib kembali bangkit dan tidak tinggal diam. Di bawah kepemimpinan Marek lahirlah bintang-bintang Persib yang kembali menerangi Kota Bandung. Bintang-bintang tersebut sebutlah seperti Robby Darwis, Adeng Hudaya, Adjat Sudrajat, Suryamin, Dede Iskandar, Iwan Sunarya, dll. Hasil polesan pelatih asal Ceko ini, Persib kembali ke jalur juara, walaupun di pertandingan final Persib harus mengakui keunggulan lawannya yaitu PSMS Medan.
Di tahun 80-an ini juga persib mengadakan pergantian ketua umum, tepatnya pada tahun 1985. Posisi ketua umum semula Solihin GP digantikan oleh ketua umum yang baru yang bernama Ateng Wahyudi. Dengan harapan baru, yaitu kembali menuju ke tangga juara di bawah pimpinan Ateng Wahyudi. Hingga pada akhirnya harapan yang dinantikan public sepak bola Bandung akhirnya terwujud setelah Persib menjuarai kembali kompetisi Perserikatan pada tahun 1986 di bawah asuhan pelatih Nandar Iskandar. Persib meraih juara setelah di final menghempaskan Perseman Manokwari dengan skor tipis 1-0 melalui gol tunggal yang dicetak Djadjang Nurdjaman di Stadion Senayan, Jakarta.
Dalam Sejarah Persib di era tahun 90-an, pada kompetisi 1991-1992 persib gagal mempertahankan gelar juaranya di era 80-an. Persib hanya berhasil masuk ke babak semifinal setelah dikalahkan PSM dengan skor 2-1. Selang setahun kemudia Persib kembali mengadakan pergantian ketua umum. Tahun 1993 Wahyu Hamijaya terpilih sebagau ketua umum menggantikan Ateng Wahyudi. Pergantian ketua umum ini juga memberikan efek positif bagi Persib.
Pada kompetisi Perserikatan 1993-1994 yang sekaligus menjadi kompetisi penutupan perserikatan ini persib menutupnya dengan menjadi kampiun atau juara kompetisi perserikatan terakhir. Persib berhasil menumbangkan PSM dengan skor 2-0 lewat gol yang dicetak oleh Yudi Guntara dan Sutiono. Persib pun berhak mengunci Piala Presiden untuk selamanya, karena kompetisi yang berikutnya akan berubah nama menjadi Liga Indonesia dengan pesertanya klub-klub yang berasal dari Perserikatan dan Galatama.


Stadion Dan Mess

Hingga saat ini, Persib masih menggunakan Stadion Si Jalak Harupat untuk memainkan laga kandangnya. Setelah sebelumnya memakai Stadion Siliwangi.
Pada Liga Super Indonesia 2008, Persib terpaksa harus meninggalkan Stadion Siliwangi setelah terjadi kerusuhan ketika menjamu Persija Jakarta pada pekan kedua. Ditambah situasi politik yang sedang memanas akibat berlangsungnya Pemilu 2009, KepolisianKota Bandung tidak lagi mengeluarkan surat izin menyelenggarakan pertandingan di Stadion Siliwangi bagi Persib. Sebagai alternatif, dipilihlah Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, sebagai "home-base" hingga akhir musim kompetisi.
Berdasarkan permasalahan itulah Pemerintah Kota Bandung berencana membangun sarana olahraga baru, termasuk stadion, di kawasan Gedebage. Stadion itu sendiri, yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada awal 2008, ini diproyeksikan untuk menjadihome-base Persib serta untuk menyelenggarakan SEA Games tahun 2011. Stadion ini juga direncanakan untuk digunakan pada Porprov Jawa Barat 2010. Kontrak stadion yang diberi nama Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) ini diperoleh PT Adhi Karya Tbk dengan nilai Rp495,945 miliar. Sayangnya, hingga detik ini Stadion GBLA masih belum bisa menjadi home base resmi Persib, lantaran akses masuk stadion yang belum siap. Manajemen pun tetap mempertahankan Stadion Si Jalak Harupat sebagai home base dalam melakoni laga-laga resmi.

Untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad Yani. Stadion yang dulunya dikenal dengan nama Stadion Sidolig ini direnovasi sejak tahun lalu. Kini di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Pada pertengahan bulan Juli, diadakan rencana renovasi tahap kedua, yaitu merenovasi bagian depan stadion yang sekarang ini hanya merupakan ruko-ruko tempat menjual pernak-pernik Persib. Rencana ini menimbulkan kerisauan bagi para pedagang di sekitar Stadion Persib karena mereka tidak akan mendapat penghasilan jika diwajibkan mengosongkan lahan bisnis mereka.
Sejak diresmikan, pernah terjadi kebocoran dan ambruk akibat pipa air yang bocor. Belum lagi masalah rumput lapangan yang mengering. Atap ruang VIP di mess itu sering dipakai. Akhir-akhir ini atap mess juga bocor akibat musim hujan, sehingga menyebabkan licinnya lantai dan terganggunya aktivitas. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para bobotoh untuk masuk ke dalam stadion.

Prestasi PERSIB.

Salah satu catatan unik dari tim ini adalah ketika menjuarai kompetisi sepak bola Perserikatan yang untuk terakhir kalinya diadakan, yaitu pada tahun 1993/1994. Dalam pertandingan final, Persib yang ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby Darwis mengalahkan PSM Makassar. Kompetisi sepak bola Galatama dan tim-tim Perserikatan di Indonesia kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI). Pada laga kompetisi LI pertama tahun 1994/1995, Persib kembali menorehkan catatan sebagai juara setelah pertandingan final mengalahkan Petrokimia Putra Gresik, di mana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak oleh Sutiono. Persib juga merupakan salah satu klub Indonesia yang berhasil mencapai babak perempat final Liga Champions Asia.

  • Nasional
Perserikatan
Juara (5): 1937, 1961, 1986, 1990, 1994
·        Tahun 1937, Juara Perserikatan (1)
·        Tahun 1961, Juara Perserikatan (2)
·        Tahun 1986, Juara Perserikatan (3)
·        Tahun 1990, Juara Perserikatan (4)
·        Tahun 1994, Juara Perserikatan (5) (Edisi Terakhir Perserikatan sebelum dilebur dengan GALATAMA)
Runner-up (8) : 1933, 1934, 1936, 1950, 1959, 1960, 1982/1983, 1984/1985
·         Liga Indonesia
Juara (1): 1994–95

Liga Indonesia
·         Tahun 1995, Juara Liga Indonesia
·         Tahun 1996, Penyisihan Grup C, Peringkat 3 Divisi Barat
·         Tahun 1997, Penyisihan Grup B, Peringkat 1 Divisi Tengah
·         Tahun 1998, Semifinalis
·         Tahun 1999, Peringkat 3 Grup B, Wilayah Barat
·         Tahun 2000, Peringkat 8 Wilayah Barat
·         Tahun 2001, 8 Besar Liga Indonesia, Peringkat 3 Divisi Barat
·         Tahun 2002, Peringkat 8 Wilayah Barat
·         Tahun 2003, Peringkat 16 Liga Bank Mandiri
·         Tahun 2004, Peringkat 6 Liga Bank Mandiri
·         Tahun 2005, Peringkat 5 Wilayah Satu
·         Tahun 2006, Peringkat 12 Wilayah Satu
·         Tahun 2007, Peringkat 5 Wilayah Barat, Juara Turnamen Paruh Musim "Laga Bintang" Liga Djarum melawan Peringkat 1 Wilayah Timur

Liga Super Indonesia
·         Musim 2008 - 2009, Peringkat 3 Liga Super Indonesia
·         Musim 2009 - 2010, Peringkat 4 Liga Super Indonesia
·         Musim 2010 - 2011, Peringkat 7 Liga Super Indonesia
·         Musim 2011 - 2012, Peringkat 8 Liga Super Indonesia
·         Musim 2012 - 2013, Peringkat 4 Liga Super Indonesia
·         Musim 2013 - 2014, Peringkat 1 Liga Super Indonesia

Piala Presiden
·         Tahun 2015, Peringkat 1 

Piala Bhayangkara
·         Tahun 2016, Runner Up 

Nah, demikianlah pembahasan seputar Persib Bandung. Untuk pembahasan selanjutnya kita lanjutkan pada entri yg akan datang :D ... Semoga artikel ini mampu memberikan wawasan tambahan bagi para pecinta persepakbolaan INDONESIA,
Semoga pembahasan yg saya berikan bermanfaat.

Sekian dan terima kasih
Wassalam...